Presenter yang akrab disapa Farhan itu nabung saham secara jangka panjang dimulai pada 1996. Saham pertamanya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Belakangan semakin terasa ternyata sangat bermanfaat untuk biaya kesehatan anak.
Salah satu hal terpenting dari melakukan investasi adalah menentukan tujuan. Dalam konteks ini, tujuannya sudah jelas yaitu dalam rangka menyiapkan biaya pendidikan anak.
Dari situ bisa diketahui berapa lama rencana investasi akan dilakukan. Katakan lah 10 tahun. Pada saat itu nanti si anak akan memasuki jenjang pendidikan perguruan tinggi. Berapa gambaran biaya dibutuhkan? Semestinya bisa diketahui sejak sekarang.
Ambil contoh, untuk sepanjang kuliah itu butuh biaya Rp 200 juta. Tapi itu harga saat ini. Pada umumnya, setiap tahun mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu signifikan. Asumsikan saja separah-parahnya naik menjadi Rp 250 juta.
Dalam hal ini, produk investasi juga sudah diputuskan yaitu reksa dana. Jenis reksa dana yang mana yang paling tepat? Nah! Berapa yang harus kita investasikan mulai sekarang agar mencapai angka itu?
Saat ini secara umum terdapat empat jenis reksa dana yang paling populer yaitu reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran. Sesuai karakteristik asetnya, reksa dana saham adalah yang paling agresif. High risk high return.
Sebaliknya, karakter reksa dana yang paling konservatif adalah reksa dana pasar uang. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap boleh dibilang ada di tengah-tengah risikonya karena underlying assetnya adalah surat utang (obligasi) dengan bunga pendapatan tetap.
Lalu reksa dana campuran adalah produk yang asetnya campuran terdiri atas saham, obligasi, dan pasar uang. Jadi risiko dan keuntungannya pun campuran dari semua instrument asetnya itu.
Untuk memilih satu di antara empat pilihan reksa dana itu, silakan dimulai dengan menilai diri sendiri. Bagaimana karakteristik diri kita. Apakah termasuk risk taker? Kalau iya, bisa dipertimbangkan untuk memilih reksa dana saham.
Tapi jika sebaliknya, disarankan pilih reksa dana jenis lainnya. Yang terpenting, pilihan jenis reksa dana itu juga mengandung konsekuensinya masing-masing. Seperti apa konsekuensinya?
Menentukan jenis reksa dana yang tepat harus dihitung sesuai dengan jangka waktu yang kita miliki.
Ok di awal sudah ditentukan jangka waktunya 10 tahun. Mari kita lihat data Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam 10 tahun terakhir yang membandingkan beberapa instrument di pasar modal termasuk reksa dana.
Data BEI di atas mencatat instrument investasi saham merupakan juara sepanjang 2006 sampai 2016 dengan pertumbuhan sebesar 269,45 persen. Tentu saja ada saham yang tumbuh jauh di atas itu dan sebaliknya ada saham yang justru minus sebab angka tersebut merupakan rata-rata pertumbuhan seluruh saham tercatat di BEI.
Produk reksa dana juga tidak kalah ciamik. Pada periode itu, reksa dana pendapatan tetap menjadi juara dibandingkan reksa dana lainnya dengan kenaikan sebesar 238,12 persen. Artinya, jika dirata-rata, terjadi kenaikan sebesar 23,8 persen. Tentu saja faktanya tidak setiap tahun sebesar itu, tetapi itu lah angka rata-rata.
Reksa dana saham sebagai pemilik track record kenaikan tertinggi karena paling agresif justru ada di tempat ketiga dengan kenaikan sebesar 211,82 persen atau rata-rata 21,1 persen per tahun. Reksa dana saham kalah dari reksa dana pendapatan tetap karena pada 2014 sempat terjadi penurunan cukup signifikan.
Di tempat kedua justru reksa dana campuran yang naik 217,57 persen atau rata-rata naik 21,7 persen per tahun. Wajar saja sebab produknya campuran sehingga penurunan yang sempat terjadi pada aset saham bisa diimbangi dengan kenaikan pada aset lainnya.
Nah! Sekarang mari kita hitung antara kebutuhan untuk biaya pendidikan itu dengan jangka waktu yang kita miliki berdasarkan rata-rata pertumbuhan investasi reksa dana.
Tapi, meskipun fakta, rasanya jika mengacu data di atas terlalu optimistis. Kita kurangi saja angka pertumbuhan dari masing-masing produk reksa dana itu sesuai dengan pertumbuhan indeks dan produk acuannya.
Sehingga, dari masing-masing produk itu kita asumsikan pertumbuhan realistis per tahun, meskipun tidak ada jaminan tercapai, menjadi:
Reksa dana saham : 14 persen
Reksa dana campuran: 11 persen
Reksa dana pendapatan tetap: 8 persen
reksa dana pasar uang: 5 persen sampai 6 persen
Maka ditemukan skenario untuk target kebutuhan dana pendidikan sebesar Rp 250 juta dalam jangka waktu 10 tahun itu menjadi seperti ini:
Reksa dana saham: Rp 953.865 per bulan
Reksa dana campuran: Rp 1.141.618 per bulan
Reksa dana pendapatan tetap: Rp 1.357.473 per bulan
Reksa dana pasar uang: Rp 1.517.922 per bulan
Penghitungan di atas dibantu kalkulator finansial milik Trimegah Asset Management. Banyak kalkulator sejenis yang bisa dimanfaatkan dalam rangka merencanakan investasi.
Bisa juga untuk rencana biaya kesehatan anak seperti dilakukan Farhan ini
Dari hasil simulasi itu, silakan sesuaikan dengan kemampuan finansial yang ada. Selain itu juga sesuaikan dengan karakterisik diri sebab masing-masing produk reksa dana memiliki risiko dan keuntungan masing-masing.
Selamat merencanakan biaya pendidikan, selamat berinvestasi.
Foto: IndianExpress / military.com
Investasi per Basket Melalui ETF
16 Nov 2017 | Mengenal Produk InvestasiMengenal Reksa Dana Berbasis Indeks
15 Nov 2017 | Mengenal Produk InvestasiSeverity: Warning
Message: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable
Filename: views/blog_detail.php
Line Number: 218
Backtrace:
File: /home/trimegah/public_html/application/views/blog_detail.php
Line: 218
Function: _error_handler
File: /home/trimegah/public_html/application/controllers/Blog.php
Line: 126
Function: view
File: /home/trimegah/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once