Presenter yang akrab disapa Farhan itu nabung saham secara jangka panjang dimulai pada 1996. Saham pertamanya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Belakangan semakin terasa ternyata sangat bermanfaat untuk biaya kesehatan anak.
Hasil survei Barclays (2013) contohnya, menyebutkan kekayaaan warga Singapura naik paling cepat dibanding negara lain.Dalam laporan survei itu terungkap rata-rata orang Singapura hanya butuh 10 tahun untuk menjadi orang dengan kekayaan minimal Rp 15 miliar.
Uniknya, kenaikan kekayaan warga negara pulau itu tak terpengaruh oleh krisis keuangan yang melanda Eropa atau Amerika.
Nah yang menarik adalah jurus warga Singapura yang membuat mereka tajir dalam waktu singkat. Seperti disebutkan sebelumnya, jurus itu adalah mengalokasikan uangnya di pasar modal.
Orang Singapura ternyata getol berinvestasi. Hampir 61 persen dari kekayaan yang dimiliki, orang Singapura menyisihkannya ke instrument pasar modal. Mungkin mereka menyadari bahwa situasi pensiun semakin sulit diprediksi.
Jurus yang sama juga dilakukan orang-orang kaya di Hong Kong. Mereka menyisihkan porsi kekayaannya di kisaran 66 persen untuk diinvestasikan. Begitu pun warga China daratan yang separuh kekayaannya diputar di instrumen investasi.
Jurus orang Singapura cepat tajir dalam waktu singkat bisa ditiru. Bahkan pemerintah pun mendorong rakyatnya untuk memulai sejak dini aktif di pasar modal. Lagi pula aktif di pasar modal sesuatu yang mudah dan bukan ekslusif.
Baca Ini : Kalian para Gen Z Saatnya Atur Uang Demi Masa Depan
Di Indonesia, tak kurang, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menekankan hal itu. Dalam sebuah kesempatan, dia mengatakan perusahaan yang masuk di bursa pada akhirnya mewakili aspirasi masyarakat Indonesia.
Mengapa? Karena masyarakat turut memetik keuntungan termasuk rasa memiliki terhadap pasar modal. Bahkan berdasarkan tren dunia, pasar modal yang terkoneksi dapat membantu memerangi kesenjangan yang selama ini menjadi musuh.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio juga mengatakan bahwa mendorong semakin banyak perusahaan ke pasar modal sama dengan membagi kekayaan dan keuntungan kepada masyarakat. Masyarakat yang mau berinvestasi tentunya.
Seperti itu juga yang dia katakan ketika meminta perusahaan multinasional yang mengeruk kekayaan dari alam Indonesia agar melakukan penawaran saham ke public alias Initial Public Offering (IPO) di bursa Indonesia.
”Kita semua, rakyat, memberi mandat kepada pemerintah untuk menjalankan negara. Termasuk mandat menjalankan dan mengelola SDA (sumber daya alam),” ucapnya di gedung BEI, belum lama ini.
Jika suatu saat SDA tidak dikelola negara tapi diberikan ke pihak swasta atau asing, menurutnya, maka sesuai pasal 33 UUD 1945 sebesar-besarnya harus balik untuk kesejahteraan rakyat dan bisa turut dinikmati rakyat Indonesia.
”Jadi kalau sudah punya aset pertambangan, perkebunan, atau lainnya di Indonesia lalu holdingnya listed (tercatat di bursa) di luar negeri, ya ndak elok lah kalau orang Jawa bilang. Jangan begitu lah. Biar rakyat Indonesia juga menikmati keuntungnnya. Listing juga dong di sini,” harapnya.
Toh, kata dia, badan hukum perusahaannya sudah Indonesia meskipun induknya ada di negara lain. Dengan begitu, Tito menilai semestinya tidak ada hambatan bagi perusahaan itu agar bisa menawarkan sahamnya ke pasar modal dalam negeri.
”Saya himbau lah itu semua yang namanya Freeport, Newmont, Wilmar. Tolong deh listing juga dong di Indonesia. Itu kewajiban anda. Namanya pemerataan pemilikan dan pendapatan ke orang Indonesia,” tegasnya.
Sayangnya, orang Indonesia sendiri masih banyak yang belum dapat move on ke pasar modal. Selain belum paham seputar pasar modal, kebanyakan masih mengandalkan tabungan dan deposito. Bahkan rata-rata masih takut berinvestasi di pasar modal.
Semoga keraguan untuk masuk pasar modal itu bisa sirna jika menelisik data-data yang dirilis BEI. Data itu membuktikan betapa pasar modal turut berkontribusi pada kekayaan masyarakat Indonesia. Seperti ini buktinya.
Bahkan industri pasar modal sendiri sudah bisa menjadi salah satu solusi untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
Nah, masih ragu untuk memulai berinvestasi di pasar modal? Orang Singapura sudah membuktian legitnya pasar modal lho!
Takut Investasi Bodong? Simak Jurus Ampuh Ini
18 Sep 2017 | Memahami RisikoSelain Untung, Investasi Ini Kalau Kalian Mau Bantu Negara Percepat Pembangunan
11 Sep 2017 | Mengenal Produk InvestasiSeverity: Warning
Message: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable
Filename: views/blog_detail.php
Line Number: 218
Backtrace:
File: /home/trimegah/public_html/application/views/blog_detail.php
Line: 218
Function: _error_handler
File: /home/trimegah/public_html/application/controllers/Blog.php
Line: 126
Function: view
File: /home/trimegah/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once